Minggu, 07 September 2008

MIX FARMING Disversifikasi usaha Petani Gurem


Mix farming atau Integrated Farming System adalah kegiatan pertanian organik terpadu berbasis peternakan dan perkebunan komersial. Dalam hal ini usaha pembuatan Fine Compost, pupuk cair, pertanian hortikultura, perikanan dan sebagainya adalah sebagai kegiatan penunjang.

MIX FARMING diarahkan pada penataan lahan pertanian rakyat dari muatan subsistence menjadi lahan pertanian modern dengan mengedepankan hasil produksi yang lebih optimal yang di dalamnya diisi berbagai pengusahaan disetiap jengkal lahan yang ada, menjadi lahan yang memiliki daya produktivitas tinggi.

MIX FARMING diarahkan pada lahan yang memiliki sifat kering, tadah hujan dan diluar area sentra produksi tanaman pangan.
Kelompok KSU “ A K T I “ tidak menutup mata bahwa keberhasilan dan segera terealisasinya konsep MIX FARMING tidak hanya tergantung dari pengurus dan anggota, tetapi juga karena dukungan dari dinas/ instansi terkait yang dalam hal ini berposisi sebagai pembina dan mitra kerja. Karena itu segala masukan/ saran dan dukungannya dalam bentuk apapun, sangat berarti sekali bagi keberhasilan program ini. Sebab pembangunan peternakan adalah bagian dari pembangunan pertanian yang juga merupakan bagian dari Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia dan oleh para penyelenggara Negara, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 beserta amandemennya, yang diarahkan kepada peternakan yang maju, tangguh dan efisien guna menunjang Industri Peternakan. Jadi sudah selayaknya apabila program dari KSU “ AKTI “ ini didukung oleh seluruh komponen masyarakat yang ada, baik yang di pemerintahan maupun yang diluar pemerintahan.


MISI KEDEPAN

  1. Meningkatkan kepekaan dan pengetahuan potensi sumberdaya petani-nelayan terhadap lingkungan tempat tinggalnya dan kondisi pendukungnya seperti pengetahuan pasar (konsumen), potensi ekonomi serta kemampuan dalam pengelolaan.

  2. Meningkatkan kualitas SDM para Petani dalam penguasaan produksi dan distribusi

  3. Meningkatkan Kemampuan posisi tawar Petani-nelayan terhadap pasar (penguatan jaringan distribusi).

  4. Menerapkan metode pendampingan manajemen pengelolaan teknis dan manajemen pasar yang efisien.
  5. Meningkatkan pendapatan petani-nelayan di sektor pertanian terpadu
  6. Mendirikan Balai Pembenihan & Pembibitan serta Balai Lelang sebagai pusat aktifitas kelompok Tani-Nelayan dan sarana pendukung disribusi.
  7. Memberikan bantuan modal usaha yang diterapkan secara bergiliran dalam rangka penguatan kapital dan kelancaran usaha yang disertai dengan pendampingan berkelanjutan.
  8. Mengoptimalkan kinerja komponen-komponen yang terlibat di sektor pertanian terpadu
A. TARGET
Terciptanya kondisi sektor pertanian yang tertata secara dinamis dan berkesinambungan, antara lain :
a. Jangka Pendek
- Melakukan penataan pertanian rakyat menjadi “Kawasan Industri Peternakan dan Perikanan “ dengan memberdayakan kelompok-kelompok ternak yang ada dan mengorganisir petani peternak yang belum menjadi anggota kelompok ternak.
- Memberikan konsultasi dan pelayanan dalam bidang Kesehatan Hewan, Inseminasi Buatan ( IB ) serta konsultasi dalam hal teknologi dan manajemen usaha peternakan.
b. Jangka Menengah
- Mengoptimalkan pembentukan “ Kawasan Industri Peternakan dan Perikanan “ dengan menguasai semua kegiatan usaha mulai dari tingkat budidaya sampai pemasaran.
- Menjalin kerjasama dengan Rumah Potong Hewan dan pasar-pasar potensial lainnya untuk mendapatkan harga yang lebih layak sehingga akan lebih menguntungkan bagi petani peternak.
c. Jangka Panjang
- Merealisasikan konsep MIX FARMING terutama yang berkaitan langsung dengan bidang pertanian dan unsur penunjang dalam system pertanian terpadu, setelah terbentuknya “ Kawasan Industri Berbasis Pertanian Terpadu”



A. PRODUKTIVITAS PETANI GUREM

1. Penanaman Padi
Produksi 1 Ton/100 Ru dengan Harga Patokan Gabah Rp 250,-/kg
Nilai produksi Rp 2.500.000,00
Biaya Produksi Rp 1.000.000,00
Masa Produksi 4 Bulan
Penghasilan Rata-rata per bulan = 2.500.000 /4 = Rp 375.000,00

2. Penanaman Jagung
Produksi 1,2 Ton/100 Ru
Nilai produksi Rp 1.600/kg x 1200 kg = Rp 1.920.000,00
Biaya Produksi Rp 800.000,00
Masa Produksi 4 Bulan
Penghasilan Rata-rata per bulan = 1.120.000 /4 = Rp 280.000,00

B. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETANI GUREM DENGAN MIX Farming

Usaha Peningkatan Produktivitas Petani Gurem dilakukan disversifikasi pengelolaan lahan dengan konsep Mix Farming. Dengan Penataan sebagai berikut :



( 1 ) USAHA IKAN SISTEM KOLAM
( 2 ) USAHA TERNAK SAPI
( 3 ) USAHA TERNAK KAMBING e-TAWA
( 4 ) USAHA BUDIDAYA BUAH NAGA
( 5 ) USAHA BUDIDAYA RUMPUT PAKAN


1. USAHA SISTEM KOLAM ( 72 m2 = 5,14 Ru )
a. Kebutuhan Modal Tetap dan Modal Kerja
b. Estimasi Pendapatan
8 Bulan Pemeliharaan : Hasil 500 kg x Rp 18.000 = Rp 9.000.000

c. Estimasi Rugi Laba
Penyusutan Biaya Tetap 15 % tiap periode (8 bulan) selama 5 tahun = 8.100.000 x 15 % = Rp 1.215.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap )
= 9.000.000 – ( 5.000.000 + 1.215.000) = Rp 2.785.000
Profit Margin = 2.785.000 /6.215.000 x 100% = 4,55 %

d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya/Total Produksi = 6.215.000 / 500 = 12.430
BEP (Break Even Point = titik impas) tercapai bila dijual dengan harga Rp 12.430/kg

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)
ROI = Total Pendapatan/Total Biaya x 100% = 9.000.000 / 6.215.000 x 100% = 144,810 %
Usaha pemeliharaan ikan ini menghasilkan pendapatan mencapai 144,810% dari total biaya yang dikeluarkan

2. Usaha PENGGEMUKAN Sapi ( 72 m2 = 5,14 Ru )
a. Kebutuhan Modal Tetap dan Modal Kerja
Kandang 4x6x12 m : bahan batang kelapa, alas papan k. mahoni+peralatan, isi 4 ekor Sapi 4-6 bln (7,5 jt/ekor )
Biaya Penggemukan : - 10 ribu/hari dan atau 300 ribu/bulan dan 1,2 juta/th
- 5 bulan x Rp 300.000 = 1.500.000
Hasil Penggemukan : 400-500 ribu/bulan
Hasil Pupuk : - Basah 20 kg/hari atau Kering 8 kg/hari x Rp 400 = Rp 3.200
- Air Kencing = 6 liter x 1500 = 9.000

b. Estimasi Pendapatan
5 Bulan Pemeliharaan :
- Hasil Penggemukan : Rp 500.000/bulan x 4 = Rp 2.000.000
- Kotoran Basah/kering : 20 atau (8 kg/hari x Rp 400 x 30 hari) = 96.000
- Air Kencing : 6 liter x Rp 1500 x 30 hari = Rp 270.000 +
= Rp 2.366.000 x 5 bulan = Rp 11.830.000

c. Estimasi Rugi Laba
Penyusutan Biaya Tetap 15 % tiap periode (5 bulan) selama 5 tahun = 7.200.000 x 15 % = Rp 1.080.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap)
= 11.830.000 + (30.000.000) – (32.100.000 + 1.080.000) = Rp 8.650.000
Profit Margin = 8.650.000 /33.180.000 x 100% = 26,07 %
d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya / Total Produksi = 33.180.000 / 4 = Rp 8.295.000
BEP (Break Even Point = titik impas) tercapai bila dijual dengan harga Rp 8.295.000/ekor

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)
ROI = Total Pendapatan/Total Biaya x 100% = 11.830.000 / 33.180.000 x 100% = 35,654 %
Usaha pemeliharaan sapi ini menghasilkan pendapatan mencapai 35,654% dari total biaya yang dikeluarkan

3. Usaha TERNAK KAMBING SUSU e-TAWA ( 72 m2 = 5,14 Ru )
a. Kebutuhan

Kandang 6 x 12 materi glugu/batang kelapa, papan alas kayu mahoni + perlatan, dengan isian kandang :
- 2 Ekor pejantan x 2.500.000 /ekor = Rp 5.000.000
- 20 Ekor Betina (siap kawin) x 1.500.000 /ekor = Rp 30.000.000 + = Rp 35.000.000

Perawatan : 1. Pakan : Hijauan; Kering (titen Kedelai) Rp 1000/ekor ; Comboran (tambahan sentrat) Rp 2000/ekor
2. Obat-obatan + vitamin 5000/bulan
3. Tenaga Kerja 1000/ekor

b. Estimasi Pendapatan
o Hasil Produksi Susu : Kambing Produktif yang diambil 12 ekor setelah melahirkan dipisah
Masa Laktasi ( masa keluarnya susu ) dan Kondisi setelah dipisah ( bulan 5 dikawinkan )
Dalam 1 tahun bisa diambil susu max 8 -10 bulan : 8 bulan x 30 hari = 240 hari x 1 liter
Produktifitas : 12 ekor x 240 liter = 2.880 liter
= 2.880 liter x Rp 25.000 = 72.000.000
o Hasil Reproduksi Ternak :
18 Ekor anak kambing @ Rp 1.000.000,- = 18 x Rp 1.000.000,- = 18.800.000 +
= 90.000.000

c. Estimasi Rugi Laba
Penyusutan Biaya Tetap 15 % tiap periode ( 1 tahun ) selama 5 tahun = 42.200.000 x 15 % = Rp 6.300.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap )
= 90.000.000 – ( 32.192.000 + 6.300.000 ) = Rp 51.808.000
Perhitungan Gross Rugi Laba Kambing e-Tawa
Modal Benih : 35.000.000 Gross Laba : 90.000.000
Perawatan : 32.120.000 ( 4000 / hari x 365 x 22 ekor ) 44.320.000 -
Kandang : 12.200.000 + 45.680.000 / tahun
: 44.320.000 3.806.667 / bulan

Profit Margin = 51.808.000 / 38.192.000 x 100% = 1.356,514 %






d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya / Total Produksi = 38.192.000 / 22 = Rp 1.736.000
BEP ( Break Even Point = titik impas ) tercapai bila dijual dengan harga Rp 1.736.000/ekor

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)
ROI = Total Pendapatan / Total Biaya x 100% = 90.000.000 / 38.192.000 x 100% = 235,6514 %
Usaha pemeliharaan Kambing ini menghasilkan pendapatan mencapai 235,65% dari total biaya yang dikeluarkan
4. USAHA BUDI DAYA BUAH NAGA ( 500 m2 = 35,714 Ru )
a. Kebutuhan Modal Tetap dan Modal Kerja

b. Estimasi Pendapatan
Hasil : 400 x 4 kg x Rp 8.000 = Rp 12.800.000

c. Estimasi Rugi Laba
Penyusutan Biaya Tetap 10 % tiap periode (1 tahun) selama 5 tahun = 12.800.000 x 10% = Rp 1.280.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap)
= 12.800.000 – (1.460.000 + 1.280.000) = Rp 10.060.000
Profit Margin = 10.060.000 /2.740.000 x 100% = 367,153 %

d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya/Total Produksi = 2.740.000 / 1600 kg = Rp 6287,5
BEP (Break Even Point = titik impas) tercapai bila dijual dengan harga Rp 6287,5/kg

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)
ROI = Total Pendapatan/Total Biaya x 100% = 12.800.000 / 20.693.500 x 100% = 61,855 %
Usaha budidaya buah naga ini menghasilkan pendapatan mencapai 61,855% dari total biaya yang dikeluarkan

2. USAHA BUDIDAYA rumput( 684 m2 = 48,87 Ru )
Budidaya rumput dilakukan semata-mata hanya sebagai salah satu sarana produksi pendukung Usaha pada poin 2 dan 3 di atas yaitu ; Usaha Penggemukan Sapi dan Usaha pengembangan Kambing Susu Etawa.


c. Perbandingan Peningkatan pendapatan




Petani Gurem dengan luas tanah + 100 Ru ( 1400 m2 ) dengan 3 kali tanam padi dan 1 kali tanam jagung dalam 1 tahun, menghasilkan Pendapatan sebesar Rp 9.420.000
Dengan metode Mix farming atau Integrated Farming System dengan luas tanah yang sama, didukung fasilitas modal dan sarana pendukung lainnya akan dicapai Peningkatan Pendapatan Petani Gurem sebesar Rp 123.630.000.

Tingkat Kenaikan Pendapatan mencapai : 123.630.000 / 9.420.000 x 100% = 1312,42%
Hal ini akan terwujud apabila ada proses sinergitas antara institusi yang memiliki keterkaitan saling mendukung dalam konsep Mix farming atau Integrated Farming System.

Tidak ada komentar: